PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI TERHADAP IBU HAMIL DI DESA TOPANG
Rabu 15 februari 2022

Triple eliminasi merupakan upaya pemerintah untuk memutus rantai penularan Hepatitis B, HIV dan Sifilis dari ibu ke anak ( janin ). Ketiga penyakit tersebut memiliki karateristik yang mirip karena banyak ditularkan melalui jalur maternal.

Triple eliminasi dilakukan satu kali selama masa kehamilan, yang bertujuan untuk mendeteksi virus HIV, Hepatitis B dan Sifilis.

Ibu hamil dengan sifilis jika tidak diobati dengan tepat bisa memicu terjadinya komplikasi berupa, bayi lahir dengan sifilis ataupun bayi lahir prematur, keguguran dan bayi lahir cacat dan bahkan bayi lahir meninggal.

Hari ini Tim pelaksana kegiatan dari pengelola program UPT Puskesmas Tanjungsamak terjun langsung melaksanakan kegiatan Triple eliminasi kepada kelompok ibu hamil di desa Topang

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadopsi dari program WHO (World Health Organization) bernama triple elimination. WHO berpendapat bahwa angka penularan dapat menurun hingga 5% dari seharusnya 15% dengan adanya kegiatan preventif berupa pelaksanaan tes HIV, hepatitis B, dan sifilis saat antenatal care (ANC). Sementara itu, Kementerian Kesehatan mempunyai target untuk mencapai zero pada tahun 2030 sesuai dengan yang tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 52 tahun 2017. Jumlah pasien sifilis di Indonesia pada tahun 2017 mencapai angka prevalensi 0,39% untuk HIV, 1,7% untuk sifilis, dan 2,5% untuk hepatitis B. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, angka tersebut masih termasuk dalam angka yang tinggi dan memungkinkan terjadinya penularan dari ibu hamil ke bayi dalam masa kehamilan sehingga diperlukan adanya perhatian yang lebih untuk mengatasinya. Penularan ketiga penyakit dari ibu hamil ke bayi dapat menyebabkan premature, BBLR, dan yang paling parah adalah kematian.

Nah bagaimana untuk Melakukan Deteksi dini mari kita simak beberapa informasi yang bermanfaat dibawah ini

  • Deteksi Dini kehamilan dalam pelayanan antenatal terpadu berkualitas dan lengkap dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan
  • Deteksi Dini resiko infeksi hepatitis B, HIV dan sifilis dilakukan melalui pemeriksaan darah paling tidak satu kali pada masa kehamilan. Direkomendasikan pada pemeriksaan ANC pertama,
  • Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B, HIV dan sifilis dilakukan pemeriksaan dan pemantauan apakah terjadi penularan dari ibu

Bagaimana Penanganan Kasus?

  • Penanganan diberikan sesuai kebutuhan ibuyang terinfeksi  serta bayi yang lahir dari ibu tersebut
  • Penanganan sesuai dengan tata laksana kedokteran
  • Penanganan bagi bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dilakukan sesuai kondisi bayi

Penyebab dan Perjalanan Penyakit SIfilis

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Penyakit ini termasuk penyakit menular seksual . Masa inkubasi 3 sd 4 minggu. Gejala muncul 10 sd 90 hari setelah infeksi.

Diagnosis  dan Gejala

Sifilis akuisita

Sifilis akuisita bermakna sifilis yang didapatkan karena tertular dari penderita lain. Ada beberapa tahap perkembangan penyakit, meliputi :

Sifilis akuisita Dini

Stadium primer

  • Lesi tunggal ( chancre), sifatnya bulat kenyal ,dasar bersih .tidak nyeri di daerah genital.
  • Bertahan 3 sd 6 mg, sembuh sendiridengan atau  tanpa diobati

Stadium sekunder

Gejalanya antara lain : Ruam kulit, satu atau lebih bagian tubuh, tidak gatal, biasanya di telapak tangan atau kaki.Demamsering terjadi. Pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, nyeri otot, mudah lelah, radang tenggorokan, kerontokan rambut kepala berkelompok,  serta nyeri kepala.

Sifilis akuisita Lanjut

Berlangsung bertahun tahun tanpa gejala. Dilanjutkan kesulitan koordinasi gerakan otot, kelumpuhan, mati rasa, kebutaan , demensia, merusak organ organ vital, dan akhirnya menyebabkan kematian.

Sifilis Maternal

Sifilis ini terjadi karena ada penularan dari ibu ke bayi yang dilahirkannya. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati dapat menyebabkan keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah, lahir mati, dan sifilis kongenital. Sifilis ini 50 % tanpa gejala. Manifestasi yang sering muncul adalah keratitis intersisial, limfadenopati, hepatosplenomegali, kerusakan tulang, anemia, gigi Hutchinson, dan neurosifilis.

Pemeriksaan penunjang

Tes serologi sifilis, terdiri dari 2 tahap :

  •  Tes non treponema, yaitu RPR atau VDRL
  • Tes treponema, yaitu TPHA ( Treponema Pallidum Haemaglutination Assay), TP-PA ( Treponema Pallidum Particle agglutination assay), FTA- ABS ( fluorescent treponemal), dan TP rapid ( Treponema Palidum).

Kombinasi dua jenis pemeriksaan diperlukan untuk mengidentifikasi adanya infeksi sifilis dan menjelaskan tahapan dari penyakit.

Penularan

Sifilis akuisita : melalui hubungan seksual      dan produk darah yang tercemar

Sifilis maternal : penularan dari ibu ke anak, melalui beberapa rute (saat kehamilan, atau pasca persalinan melalui kontak bayi dengan lesi ibu)

Pencegahan  

Semoga Kegiatan Deteksi dini yang dilaksanakan di polindes Desa Topang.ini memberikan manfaat dan dapat dianggap sebagai langkah awal untuk status kesehatan ibu hamil yang terlindungi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *